Malam menjelang dalam kepanikan di kastil Zeyzga. Kabar kegagalan itu sudah tersiar. Para penyihir yang dikirim Mahha Mevonia untuk menangkap si penyihir dalam ramalan Dieter tidak akan pernah pulang. Kematian awal, tumbal pertama dalam perang yang baunya semakin pekat. Di dalam kastil semua penyihir sibuk menjalankan tugasnya masing-masing. Semua mondar mandir lengkap dengan pakaian perang mereka, mengatur strategi bersama beberapa petinggi makhluk cahaya yang telah lama datang.
Tapi diantara mereka semua, tak terlihat sang sosok pemimpin, Mahha Mevonia. Dia tidak ada di sana. Setidaknya di tengah kerumunan. Dia masih di dalam kastil Zeyzga, berjalan di tangga spiral rahasia yang letaknya hanya dia yang tahu. Bau pengap dan basah sama sekali tidak menganggunya ketika dia turun makin jauh. Obor-obor kecil menyala lembut ketika sosoknya mendekat dan langsung mati ketika sosoknya sudah menjauh.
Siapa pun bisa melihat bagaimana kegusaran menguasai ekspresinya. Tidak. Tidak, gumamnya cepat dan berulang. Dia sudah sangat tidak sabar dan berusaha sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak mengunakan kekuatannya untuk sampai di ujung tangga. Tidak boleh ada sihir di sana. Dia tahu benar aturannya, dan tidak akan mau mengambil resiko apa pun di saat ini. Tidak ketika dia sudah tahu resiko yang tengah dihadapinya karena kegagalannya.